Rabu, 05 Oktober 2011

Perbedaan LPG, LNG, & CNG

LPG
Bahan Bakar Gas Cair, yang secara umum, biasa kita sebut dengan ELPIJI ( LPG ), kita tentu sering mendengar dan akrab sehari-hari dengan kehidupan kita, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga, namun apakah ELPIJI itu.
ELPIJI diperkenalkan Pertamina sejak tahun 1968. Tujuan Pertamina memasarkan ELPIJI adalah untuk meningkatkan pemanfaatan hasil produk Minyak Bumi, bentuk nya juga cair, namun perbedaan terbesar nya dari LNG adalah, heating valuenya yang lebih besar. selain juga mengurangi permintaan dari kalangan ibu rumah tangga akan Minyak Tanah, ELPIJI sendiri merupakan peng-Indonesia-an ucapan LPG (dibaca elpiji) atau LIQUEFIED PETROLIUM GAS. Pertamina menjadikan LPG sebagai merk dagang. ELPIJI adalah Bahan Bakar yang ramah terhadap lingkungan. Dikalangan Ibu rumah tangga dan pengusaha restaurant, pengguna ELPIJI menjamin dapur yang tetap resik dan bersih. Selain itu bila dibandingkan dengan Minyak Tanah atau Kayu Bakar, daya pemanasan ELPIJI lebih tinggi sehingga memasak lebih cepat matang dan tentu lebih cepat dihidangkan.
ELPIJI merupakan campuran dari berbagai unsur Hydrocarbon yang berasal dari penyulingan Minyak Mentah dan berbentuk Gas. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair, sehingga dapat disebut sebagai Bahan Bakar Gas Cair. Komponennya didominasi Propana ( C3H8 ) dan Butana (C4H10). ELPIJI juga mengandung Hydrocarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya Etana (C4H6) dan Pentana (C5H12). Dalam kondisi Atmosferis , ELPIJI berupa gas dan dapat dicairkan pada tekanan diatas 5kg/cm2. Volume ELPIJI dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair. Sifat lain ELPIJI lebih berat dibanding udara, karena Butana dalam bentuk Gas mempunyai Berat Jenis dua kali Berat Jenis udara.
LPG banyak dipakai sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah di rumah tangga, namun di luar negeri LPG sudah banyak kegunaannya, salah satunya sebagai bahan bakar mobil.
    LNG
LNG adalah gas alam yang dicairkan, yang komposisi kimia terbanyaknya adalah Methana, lalu sedikit Ethana, Propana, Butana dan sedikit sekali pentana dan nitrogen. LNG biasanya di pakai di Industri sebagai bahan bakar. LNG adalah kepanjangan dari Liquefied Natural Gas (Gas Alam Cair). LNG adalah Gas Alam yang didinginkan lalu di kondensasikan menjadi liquid (cair). Kandungan utama dari LNG adalah methane dengan sedikit ethana, propane, Iso-butana, normal-butana, iso pentana +, serta kandungan – kandungan H2S yang beragam. Pada umumnya LNG disimpan dengan temperatur yang sangat rendah yaitu –150°C dengan tekanan 17 bar.g.
Perbedaan LNG (Liquified Natural Gas) dengan LPG (Liquified Petroleum Gas). LNG adalah Gas Metana (C1) yang dicairkan, sedangkan LPG adalah Gas Propana ( C3) atau Butana (C4) yang dicairkan.
Apa saja hasil dari LPG, Bahan Bakar Gas ELPIJI untuk kebutuhan Rumah Tangga, Industri dan Komersial yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI campuran Propana dan Butana selanjutnya disebut ELPIJI CAMPURAN. LPG ini mempunyai Vapour Pressure pada 100F sebesar 120 psig, dengan komposisi : % Vol C2 maksimum 0.2, % Vol C3 & C4 minimum 97.5 dan % Vol C5+ (C5 & Heavier) maksimum 2.0.
Sedangkan Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan khusus dan Komersial, yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI Propana, selanjutnya disebut ELPIJI PROPANA. LPG ini mempunyai vapour pressure pada 100 F sebesar 210 psig, dengan komposisi: % vol C3 total minimum 95, % vol C4 (C4 & heavier) maksimum 2.5.
Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan komersial yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI Butana, selanjutnya disebut LPG BUTANA. LPG ini mempunyai vapour pressure pada 100° F sebesar 70 psig, dengan komposisi: % Vol C4 minimum 97.5, % Vol C5 maksimum 2.5 dan % Vol C6+ (C6 & Heavier) NIL.
Sedangkan hasil dari LNG antara lain :

* LNG : Liquified Natural Gas ( mayoritas Methana - C1 )
* LPG : Liquified Petroleum Gas ( umumnya Butana - C4 )
* CNG : Compressed Natural Gas ( umumnya Ethana-Propana-Butana C2-C3-C4 )
* Light Naphtha : Naphtha ringan ( umumnya berkisar antara C5 - C8 ), Condensible Gas
* Heavy Naphtha : Naphtha berat ( berkisar C8 - C13 ), bahan baku bensin
* HOMC : High Octane Mogas Component ( minyak pencampur bensin agar oktane numbernya tinggi, umumnya kracked naphtha )
* Kerosene : Minyak Tanah ( berkisar C15-C18 )
* Avtur : Aviation Turbine ( bahan bakar kerosene untuk turbin-gas pesawat terbang )
* Avigas : Aviation Gasoline ( bahan bakar bensin untuk pesawat terbang bermotor bakar )
* HSD : High Speed Diesel ( bahan bakar solar untuk mesin diesel putaran tinggi, terutama kendaraan transport dan mesin-mesin kecil )
* MFO : Marine Fuel Oil ( bahan bakar diesel putaran menengah terutama pada diesel kapal atau diesel berukuran besar )
* IFO : Industrial Fuel Oil ( minyak bakar ), sangat kental pada ambient temperatur, cocok untuk pemanas di eropa dan bahan bakar heater, mempunyai kalor pembakaran yang tinggi, sehingga volume pembakaran spesifiknya tinggi.
   CNG
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.
Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang. Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.
Sesungguhnya di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat untuk menggunakannya tidak sempat membesar.
Saat ini di Jakarta hanya terdapat 14 Stasiun Pengisi Bahan Bakar Gas (SPBG), tetapi yang berfungsi tak lebih dari enam SPBG. Untuk mendorong penggunaan CNG, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengharuskan bus TransJakarta yang melayani rute 2, rute 3, dan rute selanjutnya untuk menggunakan CNG.
CNG dibandingkan dengan LNG dan LPG CNG kadang-kadang dianggap sama dengan LNG. Walaupun keduanya sama-sama gas alam, perbedaan utamanya adalah CNG adalah gas terkompresi sedangkan LNG adalah gas dalam bentuk cair. CNG secara ekonomis lebih murah dalam produksi dan penyimpanan dibandingkan LNG yang membutuhkan pendinginan dan tangki kriogenik yang mahal. Akan tetapi CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar untuk sejumlah massa gas alam yang sama serta perlu tekanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu pemasaran CNG lebih ekonomis untuk lokasi-lokasi yang dekat dengan sumber gas alam.
CNG juga perlu dibedakan dari LPG, yang merupakan campuran terkompresi dari propana (C3H8) dan butana (C4H10).
Dengan sedikit tulisan ini seharusnya kita menyadari bahwa persediaan itu semakin lama semakin habis dan hal tersebut membutuhkan waktu jutaan tahun untuk mendapatkan sumber energi tersebut. Gunakanlah energi dari alam semaksimal dan se efisien mungkin karena, mahalnya semua yang akan kita terima akan berdampak pada anak cucu kita kemudian hari.





Sumber : disini

5 komentar:

Silahkan tinggalkan komentar anda.